BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Prakata
Puji syukur kepada Tuhan YME atas berkat karunia – Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan atas segala dukungan moril maupun materil kepada seluruh yang pihak terkait dalam pembutan makalah ini, juga tak lupa terima kasih penulis ucapkan kepada Bpk. Burhan Amin selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah membimbing pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai nilai tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Adapun judul dari makalah ini adalah “Aktifitas pertanian mulai kurang diminati oleh generasi muda berkualitas”. Dalam makalah ini akan dipaparkan masalah tersebut diatas menggunakan system Analisis SWOT yaitu melihat permasalahan tersebut dengan menganalisa Kekuatan ( Strength ), Kelemahan ( Weakness ), Peluang ( Opportunities ), Tantangan ( Threats ).
Harapan penulis makalah ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi para pemuda khususnya agar bisa lebih sadar lagi akan pentingnya pertanian terhadap kelangsungan hidup masyarakat banyak di Indonesia.
I.2. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang diunggulkan di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris yaitu Negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sebagian besar lahan di Indonesia dipenuhi dengan tanaman pertanian. Namun identitas tersebut kini mulai luntur, hal tersebut diakibatkan generasi muda berkualitas zaman sekarang enggan lagi untuk mengelola lahan pertanian dan akhirnya lahan pertanian tersebut direlokasi sebagai bangunan perumahan hingga bangunan bertingkat. Padahal jika generasi muda ingin dan mau meneruskan mengelola pertanian tersebut, mungkin masalah kelaparan dan kemiskinan di Indonesia akan terhapuskan bahkan Indonesia bisa menjadi Negara eksportir hasil pertanian, namun apa yang terjadi kini, banyak masyarakat Indonesia yang menjadi korban kemiskinan, kelaparan, busung lapar, dsb. Hal tersebut tentu hal yang ironis sekali, Negara yang memiliki potensi besar dalam hal pertanian namun masih banyak masyarakatnya yang mengalami kasus busung lapar, kemiskinan, dsb. Itu semua tentu jelas diakibatkan karena kurangnya minat para generasi muda yang berkualitas terhadap pengelolaan pertanian.
Generasi muda di Indonesia lebih menyukai hal-hal yang bersifat teknologi, kreasi, seni dan olahraga dibandingkan harus berkotor-kotoran,membajak, berkebun di sawah atau harus mencangkul atau membajak sawah, karena mereka fikir gengsi dan juga harga diri lebih penting dari pada meningkatkan pertanian Indonesia. Mereka mulai terhipnotis oleh budaya-budaya luar yang memberikan segala hal yang membuat mereka lebih terpandang oleh orang lain, tanpa mereka memikirkan dari mana nasi, ayam, ikan, sayur-mayur dan atau daging yang mereka makan sehari-hari. Mereka hanya berfikir bertani hanya dikerjakan oleh kaum bawah, pekerjaan kotor, tidak keren dan juga tidak akan terpandang jika dinilai orang. Mereka tidak berfikir banyak petani di Indonesia yang sudah sukses, memiliki banyak lahan, semua hasilnya di ekspor ke luar negri dan membuat mereka lebih kaya dan sukses dibandingkan orang-orang yang berada diperkotaan. Minimnya pengetahuan akan pertanian yang diberikan oleh sekolah dan universitas turut memberikan efek yang cukup kuat dalam menurukan minat para pemuda untuk memilih terjun ke dalam dunia pertanian, banyak para pemuda setelah lulus sma lebih untuk memilih jurusan teknologi,eksakta dan juga seni, jarang yang memilih jurusan pertanian, perikanan, kedokteran hewan, kehutanan dan pertenakan, mereka hanya berfikir bahwa memilih jurusan teknologi, eksakta dan seni akan memberikan mereka penghidupan yang layak dan gaji yang besar dan juga bekerja di pertanian tidak memberikan masa depan yang cerah dan segala cita-cita mereka tidak akan tercipta jika harus memilih sektor pertanian.
I.3. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan :
1. Menambah pengetahuan kepada para pemuda akan pentingnya pertanian terhadap hidup orang banyak.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama para generasi muda akan pentingnya pertanian.
3. Meningkatkan kebanggaan pemuda akan Indonesia sebagai Negara agraris.
4. Menambah pengetahuan lebih akan manfaat dari pertanian.
I.4. Sasaran
Sasaran dari penulisan makalah ini adalah masyarakat dan para pemuda khususnya agar lebih peduli lagi terhadap dunia pertanian yang kini mulai merosot. Padahal dari dunia pertanian itulah kita dikenal, dari dunia pertanian kita bisa bertahan hidup agar tidak ada lagi kasus busung lapar, kemiskinan di Indonesia.
BAB II
PERMASALAHAN
Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraris kini telah luntur, hal tersebut diakibatkan oleh beberapa factor yang mempengaruhinya, diantaranya : lahan Pertanian yang semakin lama terus menyempit dan infrastruktur yang tidak terawat sehigga banyak yang rusak, selain itu Indonesia mempunyai masalah yang sangat serius dalam sumber daya manusia dalam pertanian contohnya di daerah Jawa Barat 40 persen petani rata-rata berusia diatas 50 tahun (Kompas, 4/8/2008). Dari data tersebut para petani sangat mengkhwatirkan dan berharap agar adanya para penerus atau regenerasi selanjutnya yang dapat menjaga dan lebih melestarikan dalam menjalani aktifitas pertanian, yang merupakan sebagai sumber utama bagi penghidupan rakyat Indonesia khususnya di Jawa Barat. Tetapi pada saat sekarang ini para generasi muda sudah sangat teramat jarang untuk memilih bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian mereka.
Bidang pertanian pada umumnya di Indonesia memang belum memberikan nilai tambah yang tinggi baik bagi pendapatan, kesejahteaan serta bagi pengembangan karir. Dengan kata lain, bekerja di bidang pertanian agak sulit memproyeksikan masa depan. Sehingga sulit bagi para pemuda untuk menekuninya karena hal yang tak menjajikan tersebut.
Kebijakan pemerintah di bidang pertanian belum mengarah kepada pembinaan calon-calon agribusinessman yang kreatif. Banyak calon mahasiswa yang belum tahu bagaimana prospek agribisnis jika ditekuni dengan menggunakan kombinasi keilmuan dan keahlian lapangan (manajemen) yang baik. Banyak juga agribusinessman yang bahkan lebih sukses dari mereka yang bekerja di bidang lain.
Secara makro, sektor pertanian memang masih cenderung dianaktirikan dibandingkan sektor industri, jasa, keuangan perbankan, pertambangan, dsb. Petani biasanya dianggap hanya sebagai tukang tanam, tukang pelihara.
Dalam hal ini peran pemerintah sangat berpengaruh, pemerintah selaku pemegang hak tertinggi perintah menentukan dalam hal peningkatan peran pemuda dalam hal pertanian. Peran Kementrian Pemuda dan Olahraga juga perlu ditingkatkan, kementrian ini jangan hanya mengurusi pemuda dalam hal olahraga dan seni saja, tetapi juga harus memasukkan program peningkatan pertanian di Indonesia.
Pada pedesaan generasi muda biasanya dilahirkan dan dibesarkan oleh kaum tani, tetapi tidak jarang generasi muda tersebut enggan dalam melanjutkan profesi orang tua mereka untuk menjadi petani. Mereka lebih cenderung untuk memilih pekerjaan ‘non tanah’ sebagai sumber penghidupan mereka. Sebagaimana misalnya menjadi buruh pabrik, kuli bangunan, atau tukang ojek. Sebagian besar mereka malah berfikiran untuk mengadu nasib dikota-kota besar yang sudah jarang adanya aktifitas pertanian seperti Kota Jakarta, hal tersebut dapat kita lihat pada pasca lebaran yang menyebabkan banyaknya urbanisasi warga desa ke kota.
Selain itu didalam pendidikan, semakin sedikit para lulusan SMA yang memilih pertanian sebagai bidang studi yang mereka jalani. Sebagai contoh Dalam Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negri (SNMPTN) tahun ini tersisa 2894 kursi kosong atau sekitar 50 persen pada program studi pertanian dan peternakan di 47 PTN di seluruh Indonesia (Kompas, 1/8/2008). kejadian ini sangat ironi, dimana pertanian yang merupakan sumber utama kehidupan masyarakat Indonesia, kini bidang studinya makin kurang diminati, ironi berlanjut ketika para lulusan perguruan-perguruan tinggi lulusan studi pertanian malah banyak memilih pekerjaan diluar pertanian seperti perbankan, perindustrian dibanding pertanian.
Pemuda dan pertanian tidak dapat dipisahkan karena pemuda berperan penting dalam meningkatkan kreatifitas dalam bertani, tanpa pemuda yang bersemangat dan kreatif suatu negara tidak mungkin akan sukses. Tetapi pada kenyataanya pada zaman saat ini sektor pertanian kurang diminati oleh para pemuda, karena :
1. Bekerja di bidang pertanian dianggap sebagai pekerjaan kasar, kotor dan jorok, bekerja di bawah cuaca panas.
- Keadaan ini umumnya dianggap bukan impian ideal para mahasiswa. Biasanya mahasiswa memimpikan bekerja di ruangan ber-ac lengkap dengan komputer dan internet.
- Umumnya calon mahasiswa dan mahasiswa sendiri menganggap bekerja di sektor pertanian tidak memberikan pendapatan yang tinggi dibanding bekerja di bidang keuangan perbankan, pertambangan, dsb.
II.1. Analisis SWOT
KEKUATAN ( STRENGTH )
1. Kekayaan alam budaya Indonesia yang melimpah ruah
- Rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kuat
- Sifat khas masyarakat indonesia untuk saling gotong royong dan saling membantu.
- Luasnya lahan-lahan untuk pertanian di Indonesia
5. Potensi para pemuda yang berkualitas.
6. Tanah Indonesia yang subur.
7. Jumlah masyarakat Indonesia
8. Iklim Indonesia yang sangat cocok untuk tanaman pertanian.
9. Indonesia sebagai Negara Agraris;
KELEMAHAN ( WEAKNESS )
1. Hasil financial yang di dapat dari pertanian kurang menjajikan.
2. Perdagangan bebas yang masuk ke Indonesia menindas para petani Indonesia.
3. Budaya luar yang masuk dengan bebas.
4. Importir yang mendominasi pasar pangan Indonesia.
5. Kurangnya bantuan modal terhadap para petani kecil
6. Modernisasi yang menghapuskan budaya local.
7. Lahan pertanian yang menyempit akibat relokasi lahan.
8. Kurangnya bimbingan ahli.
9. Harga yang dibentuk terhadap hasil pertanian sangat rendah.
10. Alat – alat yang masih tradisional.
11. Infrastruktur yang kurang baik.
12. Kurangnya pendidikan mengenai pertanian sejak dini.
13. Anggapan remeh para pemuda terhadap pertanian.
- Sisitem pemerintahan yang lebih meningkatkan sektor iptek di banding sektor pertanian
15. Kesenjangan sosial yang terlalu lebar
PELUANG ( OPPORTUNITIES )
1. Lahan yang luas yang memungkinkan untuk bertani.
2. Didukung dengan kekayaan alam yang luar biasa, Negara dengan tanah yang subur dan dapat ditumbuhi dengan berbagai macam tumbuhan.
3. Kreatifitas para penduduk desa dalam pembuatan pupuk alami yang hanya perlu diberikan penyuluhan dan modal agar pupuk buatannya sangat berguna dalam bidang pertanian;
4. Berpeluang sebagai penyerapan ketenagakerjaan bagi para-para pengangguran yang sebelumnya lahan pertanian tersebut terlebihdahulu dikelola oleh pemerintah;
5. Pemberian bimbingan dan pengajaran mengenai pertanian dan pengembangannya.
6. Pengenalan teknologi yang canggih kepada para petani.
TANTANGAN ( THEARTS )
1. Era perdagangan bebas yang mulai masuk ke Indonesia.
2. Pengusaha asing yang mulai mendominasi pasar Indonesia.
3. Budaya asing yang mengubah pemikiran para pemuda terhadap dunia pertanian.
4. Minimnya pikiran generasi muda terhadap pentingnya pertanian.
5. Jumlah penduduk Indonesia yang banyak.
6. Kesenjangan social.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Peran pemuda dalam pengembangan pertanian sangat berpengaruh sekali, peningkatan taraf rakyat desa yang sebagaian pekerjaannya sebagai petani juga sangat berpengaruh. Peran pemuda juga sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi bagi para petani. Selain itu pemuda juga harus dibekali cara-cara pertanian yang baik dan benar, sehingga sewaktu-waktu mereka dibutuhkan, mereka telah siap.
Selain dari para pemuda, peran pemerintah juga sangat berpengaruh besar, pemerintah selaku pemegang hak tertinggu pemerintahan, dapat memberikan peran serta aktif memberikan sumbangsih dalam hal peningkatan pertanian dengan cara memberikan kredit lunak terhadap para petani, menghapus peraturan-peraturan yang memberatkan para petani dan juga memberikan modal-modal awal yang besar kepada para petani sehingga para petani lebih mudah dalam mencari bibit-bibit yang brrkualitas sehingga merka lebih mudah dalam menjalakan produksi pertanian.
Tantangan berat bagi Perguruan tinggi dan sekolah-sekolah dalam bidang pertanian (agro komplek) saat ini adalah semakin kurang diminatinya bidang pertanian (pertanian secara umum) oleh kalangan generasi muda. Banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro-petani (petani tidak difasilitasi kebutuhan sarana produksinya, harga jual hasil pertanian dipermainkan tengkulak), sehingga tingkat kesejahteraan petani sangat rendah, berusaha di bidang pertanian dinilai tidak menjanjikan dan tidak menarik lagi bagi generasi muda, Masih sangat rendahnya budaya menciptakan lapangan kerja sendiri (wirausaha mandiri) dan orientasi generasi muda untuk mencari pekerjaan setelah lulus masih sangat tinggi, karena keberhasilan menjadi pegawai (PNS) masih dianggap sebagai ukuran kesuksesan di masyarakat dibandingkan sebagai wirausahawan. Teknologi pertanian modern dari hulu sampai hilir perlu dan harus dikedepankan, dan diprioritaskan untuk mengembangkan potensi hasil pertanian local sehingga dapat menarik minat para pemuda untuk bertujuan di bidang pertanian.
III.2. Rekomendasi
Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian kerakyatan di Indonesia. Pertanian pula yang menjadi penentu ketahanan, bahkan kedaulatan pangan. Namun, sektor pertanian sebagai salah satu faktor yang mengindikasikan tingkat kesejahteraan dan peradaban suatu bangsa dan kekuatan ketahanan dan kedaulatan pangan segera terwujud dan pada akhirnya menjadikan Indonesia menjadi sebuah negara industri pertanian yang maju.” Dalam meningkatkan peran pemuda dalam peningkatan aktifitas sosial dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Peningkatan tingkatan taraf hidup masyarakat desa sehingga dapat bersaing dengan masyarakat kota
2. Peningkatan sumber daya manusia terutama pemuda dalam peran aktif di sektor pertanian
- Pemuda yang harus lebih aktif dan selektif dalam memilih jurusan di Universitas
- Perubahan cara bertani masyarakat desa yang kurang modern
- Pemuda harus bisa lebih giat dalam peningkatan pertanian Indonesia
- Pemuda juga harus sadar bahwa kita tidak bisa hidup tanpa adanya petani.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar