seperti angin,
engkau bisa membawaku berpindah dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah
seperti hujan,
kasih sayangmu selalu mengucur deras memberi penghidupan
masih terekam di ingatanku,
ketika engkau membelikanku ayam goreng favoritmu untuk sarapanku
sementara engkau hanya sarapan dengan mie instan,
kilahmu engkau sudah bosan dengan ayam goreng,
aku tahu engkau bohong ibu
tiada sumpah serapah darimu saat aku berkali-kali gagal
senyuman hangat dan rasa bangga selalu kau tunjukkan saat aku juara
ibu aku tahu engkau lelah,
tapi mengapa engkau masih bisa bangun jam 3 untuk memasak makanan sahur untukku?
ibu aku tahu engkau lelah,
tapi mengapa kau selalu mementingkan keperluanku daripada istirahatmu?
berulang kali aku menyakitimu, saat itu juga engkau memaafkanku
tapi sekali kau yang mengecewakanku, aku marah dan membuatmu menunggu
ibuku,
madrasah pertama kehidupanku,
seberapapun aku berusaha membahagiakanmu sekarang,
aku tahu tidak akan sebanding dengan harga yang harus kau bayar untukku
ibu,
tunggu aku lebih dewasa,
akan kukenalkan engkau dengan seorang wanita,
yang darimu aku harap ia bisa belajar banyak,
belajar menjadi ibu sebaik dirimu untuk anak-anakku kelak
ibuku,
aku tidak tahu berapa jatah umurmu,
aku harap aku bisa membuatmu bangga saat wisuda,
aku harap engkau sempat melihatku mengenakan toga
ibu,
jika sebongkah batu bisa berlubang dengan tetesan air,
aku harap tetesan kebaikan dariku bisa menghapus bongkahan dosa-dosaku padamu bu
bu,
maafin arman yah..
insya Allah berusaha lebih baik lagi dari sekarang
buat ibu, buat bapak dan buat semuanya
Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
Tidak ada komentar :
Posting Komentar